HIMPUNAN ULAMA THURATH SIRI 3

Saturday, May 13, 2023

Abu Bakar Bilfaqih 'Teungku Di Anjong'

 SEJARAH berdirinya Aceh berkaitan dengan perjalanan para sufi hingga wali, di mana mereka singgah di Kota Serambi Mekkah ini dengan tujuan dakwah, serta menyebarkan Islam.

Salah satu tokoh paling dikenal adalah Habib Abu Bakar Bilfaqih 'Teungku Di Anjong', bahkan kini makamnya dikeramatkan.

Mengutip dari berbagai sumber, Habib Abu Bakar Bilfaqih merupakan salah satu ulama penyebar Islam yang sangat disegani. Keluasan ilmunya tentang agama Islam, menjadikan Aceh semakin religius.

Sebelum datang ke Aceh, ia rajin mengamalkan Kitab Bidayatul Hidayah karya Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali dengan dua sahabatnya. Habib Abu Bakar bahkan telah mengkhatamkan kitab tersebut berulang kali secara istiqamah tanpa putus.

Selain itu dalam riwayatnya disebutkan bahwa Habib Abu Bakar Bilfaqih pernah didatangi Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam secara sadar (yaqdhah) dan bukan melalui mimpi. Pertemuan itu kian membuat namanya semakin harum dan diakui sebagai waliyullah yang memang diutus berdakwah ke bumi Serambi Makkah

Lebih lanjut, sebuah catatan menyebutkan, bahwa Habib Abu Bakar Bilfaqih hijrah ke Aceh pada 1642 M (riwayat lain menyebut 1742).

Ia diutus langsung dari Yaman ke Asia Tenggara untuk menyebarkan Islam. Kemudian pada saat bersamaan, terdapat dua ulama seangkatannya juga ditugaskan untuk mengembara ke India dan Mesir.

Habib Abu Bakar menjalankan misi dakwah dari Aceh. Dirinya bermukim di Peulanggahan, kawasan dulu masuk dalam Kompleks Kandang Aceh atau perkampungan Kesultanan Aceh. Peulanggahan berasal dari kata persinggahan.

Kampung ini terletak di lembah Sungai Aceh, tempat yang sering disinggahi para pengembara yang melintasi Selat Malaka dulu.

Sesampainya di Aceh, beliau membangun Masjid Teungku di Anjong atau tepatnya di Lembah Krueng (Sungai) Aceh, Gampong Peulanggahan, Kecamatan Kutaraja, Kota Banda Aceh.

Masjid tersebut merupakan salah satu masjid tertua di Banda Aceh. Sebuah riwayat menyebutkan, masjid itu dibangun pada tahun 1769 oleh Habib Abu Bakar Bilfaqih.

Di area masjid tersebutlah Habib Abu Bakar dimakamkan, bersama dengan tokoh-tokoh agama lainnya. Masyarakat Aceh pun mengkeramatkan makam beliau. Akan tetapi keramat di sini bukan bermakna negatif, melainkan warga sangat menghormati kehadiran wali allah itu yang singgah dan hingga wafat di Aceh.

Ulama besar kharismatik yang juga Pimpinan Rubath Daarul Musthofa di Hadramaut, Yaman, Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz dalam sebuah ceramahnya pernah menyebut nama Habib Abu Bakar Bilfaqih 'Teungku Di Anjong' di hadapan para murid dan santrinya.

Kami telah menziarahi makam Habib Abu Bakar bin Husein Bilfaqih beberapa tahun pasca-bencana tsunami. Saat musibah tsunami itu terjadi, dikatakan bahwasanya gelombang air bah datang dari 4 penjuru namun air tidak sampai mendekati maqbarah (makam) Habib Abu Bakar bin Husein Bilfaqih. Bahkan, ada jamaah yang masuk ke makam Habib Abu Bakar dan mereka pun selamat (dari tsunami)," ungkap Habib Umar.


Adapun silsilah lengkap atau nasab mulia Al Habib Abu Bakar bin Husein Bilfaqih (Teungku Di Anjong) yang bersambung hingga ke Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam adalah sebagai berikut:

Maulana Al Quthb Al Habib Abu Bakar bin Husein bin Umar bin Abu Bakar bin Ahmad bin Abdurrahman Bilfaqih bin Muhammad bin Abdurrahman Al Asqa’ bin Abdullah bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Al Faqih Al Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khala’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin Isa Ar Rumi Muhammad An Naqib bin Ali Al ‘Uraidhi bin Ja’far As-Shadiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Husein bin Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah dan Fathimah Az-Zahra binti Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam.












No comments:

Post a Comment